Sabtu, 29 Desember 2018

CARA HITUNG KEBUTUHAN ENERGI ANAK (RUMUS SCHOFIELD)

CONTOH :
Anak UA, perempuan

Usia                 : 9 tahun 6 bulan

BB aktual         : 41 kg

TB                    : 136 cm (1,36 m)


BMR = (16,97 x BB) + (161,8 x TB) + 371,2

          =695,7 + 220,048 + 371,2

          = 1287 kcal

TEE  = BMR x Faktor Aktivitas

= 1287x 1,3

= 1673 kcal



            Kebutuhan protein                   = 1,3 x BB

                                                            = 1,3 x 41 = 53,3 gr

      = 213,2 kcal

            Kebutuhan lemak                    = 25 % x total kebutuhan energi

                                                            = 0,25 x 1673 kcal

                                                            = 418,25 kcal

      = 46.5 gr

            Kebutuhan karbohidrat           = Kebutuhan (energi – protein – lemak)

                                                            = 1673– 213,2– 418,25

                                                            = 1042 kcal

                                                            = 260.5 gr

CARA UKUR STATUS GIZI ANAK (WHO ANTRO)

Status gizi anak memerlukan perhatian khusus, oleh karena itu, kita harus memperhitungkan dengan detail. Berikut saya uraikan cara mengukur status gizi anak dari segi antropometrinya.

1. Download dan install WHO Antro
2. Pilih Anthropometric Calculator. Isikan detail dalam kolom yang tersedia, meliputi : tanggal berkunjung, jenis kelamin, tanggal lahir, berat badan, tinggi badan, ada/ tidaknya edema (pembengkakan bagian tubuh tertentu)


Contoh :
Berat badan           41 kg
Tinggi badan         136 cm


3. Maka, hasilnya akan keluar otomatis, untuk contoh diatas, hasilnya adalah :


BMI                               : 22,2

z-score BB/U                 : 1,63 SD (normal)

z-score TB/U                 : -0,01SD (normal)

z-score IMT/U               : 2,01 SD (obesitas)


Kriteria ini berdasarkan pada peraturan dari Kemenkes.
4. Apabila ingin melihat grafiknya, maka klik gambar thumbnail grafik di sebelah hasil z-score, maka akan keluar grafik dari tiap kriteria.

Demikian panduan singkat dari saya. Semoga dapat membantu ya..

























Selasa, 25 Desember 2018

Pro Kontra GMO (pendapat pribadi)

Hingga saat ini, terdapat banyak perdebatan terkait produk GMO, menurut saya pribadi, tetap ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih produknya. Berikut adalah kesimpulan dan saran saya untuk Anda.
Kesimpulan :
1.      Pangan rekayasa genetik termasuk dalam GMOs (Genetically Modified Organisms) yang merupakan hasil dari rekayasa genetika berupa insersi gen ataupun transfer gen.
2.      Pangan rekayasa genetik tergolong aman jika dikonsumsi dengan jumlah tertentu. Terlepas dari itu semua, resiko kesehatan karena konsumsi pangan rekayasa genetik tidak lepas dari individu itu sendiri. Bisa jadi karena perbedaan gender, ekologi, ras dan keadaan hereditas.
3.      Efeknya terhadap lingkungan bisa menyebabkan resistensi pada beberapa organisme penting.
4.      Ketahanan pangan dapat dicapai, salah satu caranya adalah dengan mengimplementasikan penanaman pangan transgenik secara luas namun harus terprogram.
5.      Regulasi yang dibuat masih dalam lingkup negara masing-masing sehingga tentu saja berbeda satu sama lain, belum ada regulasi dalam bentuk general/ luas. Sehingga dibutuhkan kajian lebih lanjut. 
Saran :
1.      Boleh kita mengkonsumsi pangan rekayasa genetik tetapi dalam batas yang sewajarnya saja, dalam artian tidak berlebihan.
2.      Sebaiknya dibuat regulasi tentang pelabelan makanan transgenik. Hal ini dalam rangka memenuhi hak konsumen untuk mendapatkan informasi terkait produk.
3.      Diperlukan kajian khusus mengenai regulasi pangan transgenik di Indonesia agar masyarakat tidak kebingungan menanggapi isu yang beredar.

Senin, 24 Desember 2018

Pengertian Pangan Rekayasa Genetik


Pangan rekayasa genetik dalam hal ini disebut Genetically Modified Food (GM Food) merupakan derivat dari Genetically Modified Organisms (GMOs). GMOs adalah organisme (tanaman, hewan, mikroorganisme) ber-DNA yang telah diubah sehingga tidak sesuai dengan keadaan aslinya dengan cara digabungkan oleh rekombinasi alami. Teknologi yang biasa digunakan biasa disebut “bioteknologi modern” atau “teknologi gen”, terkadang juga disebut “teknologi DNA rekombinan” atau “teknik DNA”. Cara ini dilakukan agar gen individual terpilih bisa ditransfer dari organisme satu ke organisme lain, bisa juga pada spesies yang tidak saling terkait. Makanan yang dihasilkan dari atau menggunakan GMOs disebut dengan GM Foods atau pangan rekayasa genetik. (WHO, 2014). Proses pembuatan pangan rekayasa genetik mirip dengan pembiakan tanaman biasa. Pada program pembiakan tanaman transgenik, ratusan sel dan tanaman digabungkan untuk membentuk sel baru yang berbeda (Bartholomaeus, 2013). Tujuan dari penggabungan gen ini adalah untuk menjadikan organisme tersebut lebih unggul daripada sebelumnya, misalnya lebih tahan hama, lebih banyak mengandung zat gizi, sedikit mengandung anti toxin, dan sebagainya.

Beberapa tanaman yang termasuk dalam GMOs adalah :

·        Pepaya. Khususnya Pepaya Hawai yang saat ini sudah 80% tahan virus endemik.

·     Kentang diberi Bacillus thuringiensis (Bt) sebagai pestisida alami. Selain itu juga dua gen resisten, blb1 dan blb2, yang berasal dari kentang liar Mexico, Solanum bulbocastanum. Pada 2005, sekitar 13 % kentang dibudidayakan di USA dan di Kanada.

·    Vegetable oil. Sebagian besar menggunakan canola oil yang termasuk  GMOs. Modifikasi genetik dibuat agar resisten terhadap virus glyphosate atau glufosinate dan juga untuk meningkatkan komposisi minyak.

·       Jagung. Dibiakkan sejak 1997 di USA dan Kanada, 86 % dari jagung USA direkayasa secara genetik pada 2010 dan sebanyak 32 % jagung di dunia direkayasa secara genetik pada tahun 2011. Jagung hasil rekayasa mengekspresikan gen phosphinothricin acetyltransferase sehingga menunjukkan perbedaan signifikan pada kandungan lemak dan karbohidrat jika dibandingkan dengan jagung non rekayasa genetik.

·      Gula. Saat ini terjadi peralihan penggunaan tebu dengan GM sugar beets. Sugar beets adalah tanaman tahan hama yang telah ditanam di Australia, Canada, Colombia, EU, Japan, Korea, Mexico, New Zealand, Philippines, Russian Federation, Singapore dan USA. Gula yang berasal dari GM sugar beets lebih murni dan tidak mengandung DNA atau protein, hanya mengandung sukrosa.
·      Kedelai. Untuk membuat kedelai menjadi resisten, dipakailah gen 5-enolpyruvylshikimate-3-phosphate synthase dari Agrobacterium. Studi menemukan bahwa perubahan ini berakibat perubahan yang signifikan pada kandungan genistein (isoflavone) dan tripsin inhibitor. (Bawa, 2012).



Bartholomaeus, A., Parrott, W., Bondy, G., Walker, K., & ILSI International Food Biotechnology Committee Task Force on the Use of Mammalian Toxicology Studies in the Safety Assessment of GM Foods. (2013). The use of whole food animal studies in the safety assessment of genetically modified crops: Limitations and recommendations. Critical Reviews in Toxicology, 43(sup2), 1-24.

Bawa, A. S., & Anilakumar, K. R. (2013). Genetically modified foods: safety, risks and public concerns—a review. Journal of food science and technology, 50(6), 1035-1046.

KASUS SUSU FORMULA

PANDANGAN
Indonesia memiliki peraturan mengenai kasus tersebut, yakni Permenkes no 39 tahun 2013 tentang susu formula bayi dan produk bayi lainnya. Dalam peraturan ini diatur tentang kewajiban tiap bagian yang terkait, pelabelan susu formula bayi, promosi dan pemasaran, serta sanksi yang diberikan apabila melakukan pelanggaran. Seharusnya kasus seperti suap dan teknik pemasaran produk susu formula bayi yang salah menjadi tanggung jawab pemerintah baik pusat maupun daerah serta menteri dan jajarannya, hal ini tercantum dalam pasal 3. Sedangkan teknik pemasaran yang licik merupakan pelanggaran terhadap pasal 21 BAB V tentang promosi dan iklan susu formula, seharusnya mereka dilarang melakukan pemberian sampel gratis dan memberikan bonus kepada tenaga kesehatan. Untuk tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan yang terbukti menerima suap dan hadiah dari distributor, itu artinya ia melanggar pasal 22. Pelanggaran-pelanggaran tersebut mengharuskan kedua pihak menerima sangsi yang dijelaskan dalam pasal 30.


KESIMPULAN
Susu formula bayi bukanlah sesuatu yang layak untuk dikomersilkan, karena sifatnya sebagai pengganti ASI yang sangatlah vital bagi kelangsungan hidup bayi. Disebut vital karena apabila salah takaran, kandungan, serta salah pemberian bisa mengganggu kesehatan si bayi. Namun sepertinya hal ini diabaikan oleh beberapa distributor susu formula bayi di Indonesia maupun dunia. Mereka melakukan hal yang menurut saya kurang tepat, yakni dengan cara membuat tenaga kesehatan seperti boneka yang mampu mereka jalankan, distributor nakal menyuap dan memberi hadiah kepada tenaga kesehatan agar mereka mau menjualkan produk susu formula tersebut. Padahal seharusnya produk susu formula tidak boleh dipasarkan oleh tenaga kesehatan, tenaga kesehatan hanya boleh memberikan alternatif susu formula apabila terjadi hal-hal tertentu seperti kelainan pada kelenjar susu ibu, ibu dengan HIV, ibu yang meninggal, maupun ibu yang hilang entah kemana, saat kondisi seperti inilah tenaga kesehatan boleh menawarkan susu formula bayi sebagai alternatif. 
Tidak hanya sampai disitu, tenaga kesehatan juga seharusnya mendata, memantau, dan melakukan pengawasan terhadap bayi yang mengonsumsi susu formula. Bukan hanya tenaga kesehatan saja, namun pemerintah baik pusat maupun daerah serta menteri dan jajarannya harus turut serta dalam kegiatan tersebut.


SARAN

Alangkah lebih baik apabila dilakukan pengawasan yang ketat untuk pelanggaran tentang susu formula bayi ini. Sanksi yang tegas dan pasti juga saya rasa masih kurang diterapkan di Indonesia apalagi di dunia, koordinasi antar pihak sangat membantu dalam pelaksanaan sanksi ini. Sebagai individu, hal kecil yang bisa kita lakukan adalah dengan mengajak ibu menyusui di sekitar kita untuk selalu memberikan ASI eksklusif.

PENGGULAAN


Siapa sih yang gak suka manis ? Entah itu es teh manis, es krim, sirup atau kue tart. Rasa manis identik dengan kesenangan. Kenapa ? Karena pada beberapa orang, cara mengatasi stress mereka adalah dengan makan atau minum yang manis. Hal ini kaitannya dengan hormon bahagia kita juga lho.. Namun, dibalik kesenangan itu terdapat beberapa bahaya dibaliknya. Kalori dalam makanan dan minuman manis ternyata bisa lebih besar daripada 1 porsi nasi putih, yang jika dikonsumsi terus menerus akan meningkatkan risiko obesitas akibat kelebihan kalori. Waduh, jangan sampe yaa….

Salah satu yang rasanya manis dan akrab dalam kehidupan kita adalah sirup. Sirup didefinisikan sebagai larutan gula pekat (sakarosa : High Fructose Syrup dan atau gula inversi lainnya) dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan pangan yang diijinkan. Sirup merupakan sejenis minuman berupa larutan yang kental dengan cita rasa yang beraneka ragam yang tidak langsung diminum tetapi harus diencerkan terlebih dahulu. Berdasarkan bahan baku utamanya, sirup dibedakan menjadi 3, yaitu : sirup essence, sirup glukosa, dan sirup buah.


Sari buah ialah bahan utama penyusun sirup selain gula. Sari buah berperan dalam pembentukan karakteristik sirup yaitu warna, rasa, dan aroma sirup buah. Pada pembuatan sirup dari sari buah, terdapat hal unik, yakni adanya pektin dalam buah yang memberikan efek pada kekentalan sirup. Penambahan konsentrasi sari buah yang semakin besar akan menyebabkan kandungan pektin dalam sirup menjadi semakin tinggi, sehingga kekentalan sirup akan semakin meningkat (Juniaty, 2015).

Terdapat beberapa faktor yang menentukan mutu sirup,  yaitu gula, endapan, cita rasa dan aroma, kualitas bahan baku, kemasan produk, jenis dan cara pengemasan produk. Apabila gula yang digunakan adalah gula sintetis (buatan) seperti siklamat atau sakarin maka akan sangat merugikan konsumen terutama dalam masalah kesehatan jangka panjang. Adanya endapan pada sirup akan memunculkan kesan negatif bahwa sirup tersebut kotor. Cita rasa dan aroma dari sirup merupakan tolak ukur kesegaran dari bahan baku yang digunakan pada pembuatan sirup, sehingga bahan baku yang digunakan pada pembuatan sirup harus memiliki kualitas yang baik. Hal lain yang sangat penting dalam menjaga mutu sirup adalah kemasan yang digunakan. Kemasan bermutu baik akan meningkatkan penerimaan konsumen terhadap produk yang akan dihasilkan (Tarigan, 2016).

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/48008/4/Chapter%20II.pdf oleh D Juniaty - ‎2015

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59098/3/Chapter%20II.pdf oleh AB Tarigan - ‎2016


PENGGARAMAN


Beberapa diantara kita pasti pernah makan ikan asin. Terlihat simple, namun ternyata perlu proses yang panjang untuk mendapatkan ikan asin yang bermutu bagus. Prinsip pembuatan ikan asin adalah kombinasi dari penggaraman dan pengeringan. Garam memiliki tekanan osmotik tinggi sehingga dapat menarik air dalam daging ikan keluar sekaligus menarik cairan sel mikroorganisme sehingga terjadi plasmolisis dan kematian sel mikroba. Garam menyebabkan koagulasi dan denaturasi protein dan enzim, sehingga menimbulkan pengerutan pada daging ikan, akibatnya air dalam daging ikan keluar. Kandungan garam dalam jaringan ikan juga dapat mengurangi jumlah oksigen dalam daging ikan sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme aerobik. Selain itu, garam dapat terurai menjadi ion natrium dan klorida, dimana ion klorida bersifat racun bagi mikroorganisme berbahaya (Retti, 2013).

Saat kuliah, kami sempat melakukan praktikum penggaraman ikan menggunakan ikan kembung. Kami mengamati keadaan ikan sebelum dan sesudah penggaraman. Hasilnya adalah :

Sebelum

-Warna : Merah pucat dan krem muda karena pigmen berupa senyawa larut lemak antara lain karotenoid, xantofil, astaxanthin, dan taraxanthin. Terdapat juga pigmen mioglobin dan hemoglobin (Muchtadi, 2013)

-Aroma : amis segar, bahwa ikan segar adalah berbau segar seperti air laut/ rumput laut dan tidak ada bau pesing.

-Tekstur : kenyal, yakni elastis dan kompak.



Setelah

-Warna : Lebih pucat. Oksidasi lemak yang terjadi mengakibatkan rasa pahit, bau tengik dan perubahan warna. Ion Na+ pada garam akan menyebabkan perubahan tekanan osmotik antara di luar dan di dalam daging ikan sehingga air di dalam membrane tertarik ke luar

-Aroma : Amis sedikit berkurang

-Tekstur : Pengasinan metode dry salting, mengakibatkan kehilangan banyak air dan kadar garam yang tinggi dalam daging. Hilangnya kelembaban dan kadar garam tergantung pada kesegaran dan kualitas ikan. Pengasinan pada ikan yang busuk berakibat pada air yang hilang hanya sedikit dan kadar garam yang masuk ked aging akan lebih rendah daripada menggunakan ikan segar. Garam menembus ke dalam otot ikan oleh mekanisme dialisis, dan air yang menyebar keluar diakibatkan oleh tekanan osmotik. Proses penggaraman selesai setelah ditandai dengan perubahan tekstur daging ikan menjadi kencang atau sedikit kaku.

Begitulah kira-kira gambaran perbedaan ikan sebelum dan setelah penggaraman. Adapun terdapat beberapa hal yang menentukan mutu ikan asin. Banyaknya garam yang masuk ke dalam daging ikan selama proses penggaraman dipengaruhi faktor-faktor, seperti kesegaran ikan, kandungan yang ada pada ikan, ketebalan ikan, kehalusan garam, kemurnian garam, dan mutu penggaraman.

Kesegaran tubuh ikan, semakin segar ikan maka proses penyerapan garam kedalam tubuh ikan akan semakin lambat.

Kehalusan kristal garam. Garam yang halus akan lebih cepat larut dan meresap kedalam tubuh ikan, tetapi penyerapan yang terlalu cepat akan mengakibatkan permukaan daging cepat mengeras (Salt burn) dan ini akan menghambat keluarnya kandungan air dari bagian dalam tubuh ikan. Garam yang digunakan untuk mengawetkan ikan sebaiknya memakai garam murni yaitu garam yang sebanyak mungkin mengandung NaCl dan sekecil mungkin mengandung unsur lain seperti MgCl2, CaCl2, MgSO4, CaSO4, lumpur serta kotoran lainnya (Rahman, 2014).



Rahman, DSR. 2014. eprints.ung.ac.id
Retti, Judy., Y.I.P. Arry Miryanti., Lia Yuniarti, Studi Kinetika Dehidrasi Osmotik Pada Ikan Teri Dalam Larutan Biner Dan Terner. 2013. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan